Bekraf Dorong Startup Pembuat Film dengan Investor di Akatara 2019

Bekraf Dorong Startup Pembuat Film dengan Investor di Akatara 2019

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melalui Deputi Akses Permodalan bekerjasama dengan Badan Perfilman Indonesia (BPI), menyelenggarakan Road to Akatara Indonesia Film Business and Market di Jakarta. Acara ini bertujuan untuk mempertemukan para pembuat film (film marker) dengan investor di Jakarta (9/7/19).

Konsep Akatara 2019 yang rencananya akan digelar pada 19-22 September 2019 ini dibuat lebih beragam dari sebelumnya. Tak hanya sebagai ajang perjodohan pembuat film tanah air dengan pemilik modal, Bekraf juga memfasilitasi proyek terpilih dari berbagai macam genre dengan kegiatan perfilman lainnya, dan juga mengedukasi para pemilik kapital mengenai seluk beluk penanaman modal di sektor film.

Fajar Hutomo, Deputi Akses Permodalan Bekraf mengatakan “Kami ingin para pemilik modal ini paham mengenai bagaimana dan apa keuntungan menanamkan modalnya di industri film ini. pada dasarnya kami ingin membangun ekosistem industri film di Indonesia,” ujarnya.

Tahun ini Akatara menyediakan 100 booth mini expo yang jauh lebih beragam. Selain itu, akan ada 40 sumber pendanaan yang hadir selama pitching forum dan speed dating pada sektor investor. Akatara juga akan menciptakan akses permodalan dan mendorong film enterpreneurship yang lebih profesional.

Triawan Munaf, Kepala Bekraf juga menyampaikan “Geliat investasi di bisnis film Indonesia saat ini sudah mulai menunjukkan tren positif. Kami berharap investor serta berbagai pihak pendukung perfilman Indonesia lainnya dapat menjadikan Akatara sebagai meeting point strategis untuk mengembangkan ekosistem perfilman Indonesia.”

Akatara akan bekerjasama dengan banyak pihak dari dalam maupun luar negeri. Kerja sama khusus akan dijalin dengan pihak Aprofi dan Komite Buku Nasional yang menginisiasi program Akatara IP-Market yakni pitching penulis buku/novel kepada para produser film. Selain itu, akan berkolaborasi dengan The United Team of Art (TUTA), yakni lab program investasi proyek film khusus bertema urban legend.

Kerjasama tersebut seperti antara lain, bantuan supervisi kepada sineas, pemodalan, dan mengolah proposal film sampai siap dan matang untuk diajukan kepada investor produksi film.

Chand Parwez, Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI) juga menyatakan bahwa BPI serius untuk mendorong Akatara agar lebih besar. “Gelaran ini harus benar-benar bisa menjadi forum titik temu yang produktif dan menguntungkan sineas Indonesia serta investor. Untuk itu kualitas seleksi karya dan calon investor akan menjadi prioritas utama penyelenggaraan Akatara,” kata dia.

 

We are so excited, don’t you?