Kota Surabaya memiliki sejarah panjang dengan komunitas masyarakat dari Indonesia Timur. Sebagai gerbang ke ‘pusat aksi’ – Pulau Jawa – segala bentuk gesekan yang menjadi bagian proses asimilasi mereka di kota terbesar kedua di Indonesia itu memiliki jejak hasil seni budaya yang menarik, utamanya dalam musik populer. Dari masa ke masa Surabaya seperti menjadi kawah candradimuka bagi banyak talenta berdarah Indonesia Timur. Dari mulai Tielman Brothers hingga kini dalam wujud aksi hip hop bernama Flava Effect.
Setelah merilis singel pembuka berjudul “Batu” di bulan Agustus lalu, Flava Effect kembali dengan menghadirkan album penuh perdana bertajuk Maniac. Album tersebut, yang juga merupakan hasil lanjutan kerja sama antara demajors dengan Pasukan Records, dirilis dalam format compact disc (cd) dan digital pada tanggal 29 Oktober 2021.
Maniac berisikan 10 trek agresif yang mengekspresikan kerasnya kehidupan kelas pekerja kota besar dalam tradisi hip hop yang kental. Menggaungkan kembali gaya boom bap yang begitu populer di era keemasan hip hop, akhir ’80-an hingga awal ’90-an.
“Itu sebuah album tentang hip hop menurut idealisme Flava Effect. Hip hop sebagai kehidupan yang dijalani dan rap sebagai langkahnya,” jelas Shan Fateh tentang Maniac.
“Maniac diartikan secara harafiah sebagai seorang maniak, seorang gila, dan secara metafora sebagai maniak musik hip hop. Like a maniac, we’re hip hop maniac,” tambah Iron G menjelaskan gagasan di balik judul album.
Dalam proses penggarapan materi album, Flava Effect dibantu oleh beberapa pesohor hip hop seperti Sonjah, Soundstarz, Lazy Beat, Uncle T, Brampi, dan Anofa. Dikerjakan di kota Surabaya dan membutuhkan waktu cukup lama untuk selesai, dengan proses penyesuaian penyatuan nyawa dan karakter tiap pribadi yang terlibat, utamanya keempat rapper, yang masing-masing memiliki karakter kuat dan keras.
Flava Effect juga memperkenalkan singel pertama untuk album yang berjudul “Pagi”. Bercerita tentang awal dari rutinitas, dengan segala problematika yang menanti, hingga pagi kembali menjelang. Dalam waktu dekat singel “Pagi” juga akan tampil dalam bentuk video musik yang digarap oleh seorang sineas asal kota Surabaya.
Flava Effect adalah sebuah kelompok hip hop asal Surabaya yang beranggotakan Shan Fateh, Eja, Kya Butto, dan Iron-G. Mereka terbentuk dari pergerakan para ‘rakat’ (perantau asal Indonesia Timur) di kancah hip hop Surabaya. Berawal dari sebuah kelompok bernama Family in Journey yang kemudian terpecah menjadi beberapa grup, di antaranya adalah MukaRakat dan Flava Effect. Dibentuk pada tahun 2016, Flava Effect tumbuh dengan pengaruh kuat warna musik dan rima dari aksi-aksi seperti Blabbermouf, Black Sheep, dan Lords of the Underground.
Daftar lagu dalam album Maniac:
- Maniac
- As Is
- Racun
- Takajo
- Keep It Up
- Kami Bisa
- Pagi
- Batu
- Bullshit
- Squad
Profil Personel Flava Effect
- Faisal Burhan, nickname: Shan Fateh.
Selain bermusik dia juga seorang desainer grafis yang bergerak di bisnis garmen. Gaya dan selera rap-nya dipengaruhi oleh 50 Cent, Nas, dan Nipsey Hussle. Ia telah merilis beberapa singel, di antaranya
“Social Treatment” (2018), “Lowkey (feat. Jaybag)” (2018), “Time” (2020), “Baik” (2020), “Grind” (2021), dan “Makan-Makan” (2021). - Marselinus Kia Buto, nickname: Kya Butto.
Asli dari Larantuka, kelahiran 22 November 1993, dan berprofesi sebagai seorang apoteker. Dipengaruhi oleh Wu-Tang Clan, Cypress Hill, House of Pain, serta Naughty by Nature. Ia juga seorang solois yang telah merilis beberapa singel, di antaranya “For Life” (2016), “Lase (feat. Iron G)” (2017) dan “Bodo Amat” (2020). - Reza Firmansyah, nicname: Eja.
Satu-satunya personil Flava Effect yang bukan Rakat. Lahir di Surabaya, 26 Juli 1990, ia adalah seorang wiraswastawan yang juga seorang freestyler bola basket profesional dengan berbagai prestasi. Memiliki tag line ‘hidup sepenuhnya hidup’. Mengaku dipengaruhi oleh Bone Thugs-n- Harmony, J-Cool, Saga, serta Wu-Tang Clan. Karya-karya solonya seperti singel “Dear Hip Hop” (2019), “Jejak Mimpi (feat. Sunny Chill)” (2018), “Nobody But You” (2020), “Aku Dan Semesta (feat. Sonjah)” (2020), serta album penuh bertitel Aku Dan Semesta (2020). - Iron Elianus Liu, nickname Iron G.
Lahir di Kupang, 1 Oktober 1993. Pekerja administrasi lapangan yang juga seorang aktivis sosial di bidang pendidikan untuk masyarakat NTT dengan gerakan donasi bukunya. Dipengaruhi oleh karya-karya dari OutKast, The Notorious B.I.G., Nas, Cormega, J. Cole, K Dot, dan Redman. Memiliki karya bersama Family in Journey “Anthem” (2012), juga karya-karya solo seperti singel “All Ma Mind” (2016), “Used To” (2019), dan “Sunday” (2021). Iron G juga terlibat dalam karya- karya kolaborasi bersama Crufathersaid “Tadow” (2017), Kya Butto “Lase” (2017), Ravenman “Fallin’” (2020), V.O.P. “Candu” (2020), serta Mister Personal “Rhyme Pound” rilisan East Garden Music (Belanda).