Saat senja merupakan bagian dari hari yang paling nyaman dan asik untuk melakukan kegiatan-kegiatan ringan, diselingi dengan lontar cerita dengan orang di sekeliling kita, setidaknya begitu menurut kami. Beruntung kali ini kita mendapatkan kesempatan untuk sedikit berbincang dengan seseorang pelukis yang karya nya dapat merepresentasikan senja, penggunaan warna yang sejuk, garis-garis tipis di tiap karya yang menjadikanya lebih hidup, terkesan simple namun penuh makna, membuat gambar nya begitu nyaman, sejuk, adem, teduh, ok cukup, sepertinya akan lebih menarik jika kita berbincang dan mengenal lebih dalam dengan pelukisnya. Let’s go!
Halo, sebelum masuk mulai ke pertanyaan nya, bisa perkenalkan dan ceritain tentang diri kamu?
Halo! Aku Alif, mahasiswi Performing Arts tapi sukanya gambar.
Lagi ada kesibukan apa sekarang-sekarang ini?
Sekarang lagi berusaha menyelesaikan revisian skripsi sama ngewujudin mimpi yang belum kesampean aja hehehe.
Sejak kapan sih kamu mulai menggambar?
Kalo mulai gambar, udah dari kecil, sejak ayah bawain krayon, TK kali ya? ahaha. Tapi mulai rutin bangetnya sekitar tahun-tahun 2012 waktu lulus SMA.
Latar belakang apa yang membuat kamu saat itu merasa kalo menggambar adalah hobi kamu seperti, “nah! ini hobi gue” ?
Hahahaha, sebenernya hobiku tuh bukan gambar! Jadi, pada dasarnya aku suka banget curhat, entah karena ada yang lagi aku suka, ada yang aku sebelin, atau sekedar nyeritain hal yang pengen aku sampein ke orang lain tapi ngga berani. Dari situ lah akhirnya aku suka gambar. Gambar itu semacam media pengumbar perasaan buat aku. Plus adanya dukungan media sosial yang memfasilitasiku untuk membagikan gambar-gambar itu ke seluruh dunia, jadi, apa yang aku ceritain lewat gambar, bisa aja diliat sama orang yang aku diem-diem tuju dan kalau orangnya liat, secara nggak sadar, dia udah nerima pesan yang ngga berani kusampaikan langsung. Makanya, kebanyakan yang aku gambar adalah potret wajah, ya, karena emang aku lagi ngomongin orang :p
Apa yang menjadi inspirasi kamu dalam menggambar?
Kesedihan. Sebenernya yang jadi inspirasiku itu macem-macem sih, kayak lagu, puisi, potongan dialog film, bahkan obrolan-obrolan kecil yang menarik juga jadi sumber inspirasiku.
Tapi, rasa sedih adalah yang paling powerful menurutku, soalnya waktu sedih kayak langsung tau mau dengerin lagu apa, mau nonton apa, dan dialog-dialog menarik dari orang sekitar secara otomatis ke-recall. Setiap ngerasa sedih, untuk aku menginterpretasikan sesuatu jadi gambar udah yang paling cepet dan paling nyampe deh pokoknya.
Kalo misalnya gambar kamu dijadikan genre sebuah musik, kira-kira genre musik apa dan kenapa memilih genre itu?
JPop kali ya? ahaha, sebenernya ngga gitu banyak denger musik bergenre ini, tapi acuanku ke 48 group di mana musik yang mereka bawain tuh kadang gitu-gitu aja dan buat yang ngga biasa mungkin bikin pusing dengernya, udah gitu dibawain sama cewe-cewe yang dikonsep lucu sambil joget rame-rame gitu kan, tapi, sebenernya kalo dibaca sungguh-sungguh lirik lagunya, mereka tuh nyeritain suatu hal dengan sangat detail, latar waktu, tempat, sosok orang yang dibicarain tuh jelas kayak gimana. Singkatnya, orang-orang lebih fokus ke siapa yang bawain dari pada ke isi lagunya lah.
Gambarku kurang lebih seperti itu, polanya gitu-gitu aja, bentukannya terkesan lucu atau bahkan kesannya cemen banget kan cuma basic shape bulet titik, dll hahaha. Tapi, seringkali cerita dibaliknya ngga selucu itu. Kalo yang baru-baru liat mungkin cuma akan sekedar nikmatin bentuknya aja, sekalipun ada deskripsi langsung di captionnya mungkin ngga akan terlalu diperhatiin, tapi sebenernya setiap gambarku (yang bukan request) mengandung cerita yang kucoba sampaikan se-jelas mungkin dan jarang yang perhatiin itu.
Punya artist favorit? kenapa suka dia?
Pasti! Tapi ada banyak nih, harus disebutin engga?
Intinya, aku suka mereka karena karyanya bagus (udah pasti lah ya), selain itu personality mereka semuanya menyenangkan, aku suka cara mereka bercerita dan apa yang mereka ceritakan:)
Kalau harus disebutin dan dideskripsiin satu-satu…
Dari Indonesia ada Eugenia Clara dan Ryan Adriandhy, aku tau mereka dari instagram, karya mereka selalu ada ceritanya, selain visualnya yang emang cantik banget, mereka selalu melengkapi itu dengan caption yang dikemas dengan sangat puitis. Mereka sama-sama ngangkat pengalaman pribadi sih, tapi walaupun ngga kenal sama sekali, rasanya menyenangkan nikmatin karya mereka. Kalo di musik ada istilah easy-listening, nah, mereka semacam itu.
Ada juga Dias Agatha, idola pertamaku waktu awal mulai rutin menggambar. Kalau diperhatikan, style gambarku banyak dipengarui Mbak Dias ini. Karena, waktu awal belajar dulu memang suka banget lihat gambarnya Mbak Dias, akhirnya jadi nyoba ngikutin sampe tools-nya juga, dulu aku sempet ikutan gambar pakai spidol biar kayak si-mbaknya hehe. Ditambah lagi, Mbak Dias ini termasuk yang pertama kali ngasih aku semangat untuk terus latihan. Sampai hari ini aku selalu suka karya-karyanya Mbak Dias!
Dari negeri seberang ada om Peter H. Reynolds, beliau ini ilustrator buku anak-anak. Beliau juga menulis buku sendiri, salah satunya berjudul The Dot. Di buku inilah aku jatuh cinta. Beliau bercerita tentang seorang anak yang merasa tidak bisa menggambar sampai suatu hari gurunya meminta dia untuk membuat sebuah titik lalu menandatanganinya seakan itu adalah sebuah karya seni. Dan memang, walaupun hanya titik, tetap, itu adalah sebuah karya. Di akhir cerita anak yang menjadi tokoh utama itu akhirnya tidak pernah berhenti melukis titik, ia menghasilkan berbagai rupa titik yang indan dan memamerkannya di sebuah pameran. Pesannya sangat kuat.
Style om Peter ini juga sangat menarik. Karakter-karakter yang kelihatannya mudah digambar (padahal mah engga) dan warna-warna pilihannya yang enak banget diliat.Gambarnya selalu sederhana dan ceria. Setiap lihat karya-karyanya jadi pengen latihan. He’s my hero!
Nampaknya kamu suka dengan hasil-hasil karya dari Studio Ghibli, apakah Ghibli punya andil juga dalam hasil karya kamu?
Betuuul! Aku suka karakter-karakter garapan Studio Ghibli, terutama yang bentuknya kayak Ponyo, Jiji-nya Kiki’s Delivery Service, makhluk-makhluk di Spirited Away, dan pastinya Totoro. Sedikit banyak, Ghibli punya andil dalam memperkaya referensiku akan warna-warna dan bentuk-bentuk unik yang mereka buat. Selain itu, tokoh kenamaannya, Hayao Miyazaki juga ikut menginspirasi aku dari bagaimana beliau bertindak sebagai sutradara. Apa aja yang beliau lakuin sebelum meng-approve semua draft animasi yang udah dibuat, apa aja yang jadi pertimbangan beliau, dan hal-hal semacam itu. Ghibli mengajarkanku menghargai detail dan passion.
Kalau kamu punya kesempatan untuk kolaborasi, kamu bakal milih siapa untuk kolaborasi sama kamu?
Ngga ada nama spesifik, tapi aku pengen banget kolaborasi sama anak-anak dan berbagai macam orang yang basicnya bukan perupa.
Tapi, kalo cuma boleh pilih satu, aku pilih anak-anak.
Punya impian untuk punya pameran sendiri?
Kalo literally sendiri belum, ngga tau kalau akan. Tapi, kalo pameran kolaborasi, punya bangettttt!
Oke pertanyaan terakhir, ada pesan atau qoutes yang mau disampaikan dari menjalankan hobi atau passion?
Waduh, do what you like passionately! :p
Tak lengkap tampaknya jika kita tidak melihat proses Alif menggambar, yuk mazzers tonton video bagaimana Alif menciptakan karya-seninya. Selamat menikmati.