Setelah melakukan beberapa perjalanan yang melelahkan, ada perasaan dimana untuk beristirahat selama satu minggu, Namun, Sangat sulit rasa untuk tidak berpergian, terutama ketika ada tawaran pergi ke Palembang untuk menyaksikan gerhana matahari total secara langsung!
Saya mengambil penerbangan malam dari dari Jakarta satu hari sebelumnya. Tepat jam 9 malam saya sampai di Palembang, saya dan keluarga saya langsung menuju ke hotel yang sudah kami booking beberapa minggu sebelumnya. selama perjalanan menuju hotel, kami melewati beberapa restoran pempek terkenal disana, namun saat itu, kami hanya mengingikan tidur tepat waktu agar bangun pagi tepat waktu. Namun setelah beberapa waktu, kami baru sadar, terjadi kesalahan pada website booking yang kami gunakan, ternyata hotel yang kami booking bukan terletak di kota Palembang
Setelah itu saudara saya langsung mencari hotel lainnya. Hotel termurah yang kami bisa dapatkan saat itu Rp 1.500.000, permalam untuk 2 orang, karna saat itu juga bertepatan dengan waktu liburan, jadi hanya ruangan itu yang bisa kami dapatkan.
Kembali ke topik!
Bangun lebih awal, sambil membuka laptop untuk back up foto foto dari kamera dan membaca buku Crash the Chatterbox karya Steven Furtick dengan lantunan lagu – lagu dari Panama. Kami menyaksikan langsung dari atas Jembatan ampera, kami memilih menggunakan taksi untuk sampai sana dengan waktu 20 menit karna saat itu sangat macet. mobil di parkir di pinggir jalan dan motor motor tidak bisa berjalan dan semua orang jalan menuju Jembatan Ampera.
Tepat sekali saya langsung berada di tengah keramaian yang teramai yang pernah saya lihat, bahkan lebih buruk dari datang ke Konser Boyband Korea. Namun itu bukan bagian terburuk, setelah terpisah dengan keluarga yang lain di tengah tengah keramaian, saya ingin mencari tempat terbaik untuk melihat dan matahari masih bersembunyi di balik awan. Saya merasakan ekspektasi orang – orang perlahan – lahan pergi, saya juga. Orang orang mulai mempertanyakan dimana matahari tersebut, saya sendiri merasa sedih karena sudah terbang kesini dari jauh. Namun saya tidak dapat berbuat banyak, semua ditangan di sang alam. Saya berada di tengah tengah selama 1 jam, dan orang orang lain kecewa bahkan beberapa orang lain lebih memilih kembali pulang, dan selama 1 – 15 saya terdiam, dan akhirnya saya menyerah dan memutuskan untuk keluar dari jembatan dan mencari keluarga saya.
Saya dan beberapa orang lainnya mulai jalan menuju keluar jembatan dan terdengar suara dari belakang yang mengatakan bahwa matahari mulai keluar, dengan sedikit tidak percaya, dan sambil melihat arah orang orang menujukkan tangannya, dan langsung saya mengunakan kamera saya, dan langsung memfoto dari bawah dan beberap saat matahari pun mulai tertutup awan. Meskipun sebentar, bagi saya itu merupakan pemandangan paling menakjubkan buat saya, saya sangat bentung memiliki kesempatan langka yang datang dalam waktu lama.
Saya yakin minggu ini anda sedang repot dan lelah pada minggu ini, ingatlah untuk selalu berusaha, walau dalam saat sulit, tetap tertawa, karena hal-hal baik akan datang kepada orang yang sabar!
Catch more stories in Grace Filled Travel Junkie, Demas Ryan.
Text/Photo : @demasryan
Editor : @ryanrosadi