Para pendengar musik yang sudah menggunakan platform music mungkin tak asing dengan Spotify. Sebuah platform music yang terus berkembang menghadirkan tampilan-tampilan baru disetiap update aplikasi yang diberikan. Dimulai dari kita dapat melihat musik apa yang sedang didengarkan oleh para pemilik akun spotify yang kita ikuti, bisa share yang kita dengarkan untuk dibagikan di Instagram Story, sampai yang tak mungkin kita lewati adalah Spotify Wrapped.
Spotify Wrapped menghadirkan kompilasi lagu dan podcast yang sering didengarkan oleh para pendengarnya. Tahun 2020 ini, Spotify merilis playlist kompilasi berjudul “Your Top Songs 2020, Missed Hits, Time Capsule, On Repeat, Repeat Rewind dan Top Podcast of The Year“.
Mengawali 2021 ini, MAZZEUP melalui penulis Alviandhika Putra merilis 20 lagu terbaik versinya di 2020 ini, diantaranya:
- Don’t Start Now – Dua Lipa
- Therefore I Am – Billie Eilish
- Lose – NIKI
- Dynamite – BTS
- Positions – Ariana Grande
- What Kinda Music – Tom Misch
- Nightrider – Tom Misch
- One More Light – Linkin Park
- My future – Billie Eilish
- Swan Song – Dua Lipa
- Komodifikasi – Feast
- Bertaut – Nadin Amizah
- Krisis Hiburan – Iga Massardi
- Erotika – Goodnight Electric
- Tamat – Goodnight Electric
- Sudah – Ardhito Pramono
- Bangkit dan Berlari – Barasuara
- One Only – Pamungkas
- Serenata Jiwa Lara – Diskoria
- Rehat – Kunto Aji
Pemilihan lagu ini tentunya bukan berdasarkan urutan atas apa yang sangat disukai sampai hanya disukai saja, melainkan hanya berupa daftar lagu yang menurut penulis terbaik.
REVIEW PENDENGAR
Lagu ini merupakan karya Dua Lipa yang memiliki genre nu-disko dengan sedikit nuansa pop yang menyertai dan mewarnai lagu yang diciptakan oleh Dua bersama 3 orang dibelakang lagu ini. Umumnya lagu ini menceritakan tentang seseorang yang tidak ingin diganggu oleh mantan kekasihnya karena dia sedang bahagia. Yang membuat unik adalah, Dua berhasil membuat pendengarnya lewat alunan iringan Bass – Drum – Piano menjadi terdengar musik yang kaya dan bahagia. Pendengar akan merasakan seperti di lantai dansa dan tempo yang pas membuat pendengar melupakan beban pikir yang sedang dipikirkan. Penulis memiliki bagian favorit dalam lagu ini ketika Dua menyanyikan lirik lagu “aren’t you the guy who tried to, hurt me with the word goodbye” dengan suara Dua yang serak-serak seksi kian menggoda dan terus memanjakan telinga.
Jadi lagu ini cocok untuk mendengarkan di suasana perjalanan pagi, macet di sore hari, pakai headset atau earphone kalian agar musiknya menjiwai pendengarnya.
Lagu yang membuat suasana semakin penuh warna untuk mendobrak rasa kesedihan
Pertanyaan akan timbul ketika penulis memutuskan lagu ini dipilih dari sekian banyak lagu yang dirilis Linkin Park. Jawabannya sesederhana memilih seseorang yang berani menciptakan sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh orang tersebut. Lagu ini juga merupakan bagian dari album terakhir yang memiliki nama yang sama dengan lagu tersebut dari Linkin Park yang rilis tahun 2017. Lagu ini berbeda karena memiliki genre yang berbeda dari lagu Linkin Park biasanya yaitu slow rock. Secara harfiah lagu ini berkisah tentang penulis (Mike Shinoda, Penemu dan Personel Linkin Park) yang berusaha menasehati sahabatnya (Chester Bennington, Vokalis Linkin Park) yang sedang sedih karena kehilangan orang yang ia cintai. Penekanan nada dan penentuan lirik yang tepat membuat pendengar akan deep down turut merasakan larut dalam kesedihan yang beranjak untuk segera bangkit. Namun tentunya interpretasi ini juga tergantung pendengar, versi terbaik menurut penulis tertuang pada reff dari lagu ini yang berlirik “Who cares when someone’s time runs out? If a moment is all we are. We’re quicker, quicker” dengan suara vocal Chester yang unik turut membawa pendengar untuk menjiwai lagu ini.
Menurut penulis artikel lagu ini cocok banget untuk kita yang tidak bisa lagi menasehati kawan atau sahabat kita yang sedang berlarut dalam kesedihan, diminta untuk mendengar dan mendalami lagu ini dengan baik.
Lagu terbaik dalam memotivasi karya Linkin Park.
Komodifikasi – .Feast
Lagu terbaik versi penulis ini merupakan lagu rilisan terbaik tahun 2020 di Indonesia. Lagu yang bergenre alternative rock ini diawali dengan chanting yang lantang dari Baskara Putra diiringi dengan snare drum yang menggebu dan tak luput alunan distorsi dari gitar serta bass yang juga menghiasi intro lagu ini. Umumnya lagu ini berkisah tentang singgungan para personel .Feast pada fenomena selama masa pandemi corona ini, khususnya konflik dan drama yang terjadi di sosial media. Bagi penulis lagu ini bisa dibilang rilisan terbaik ini karena mampu merepresentasikan emosi akan situasi saat ini yang disalurkan melalui karya. Dimulai dari semua alunan musiknya pas dengan signature gitar yang disertakan dibeberapa bagian dalam lagu ini sampai Baskara Putra mengeluarkan suara vocal yang berbeda dari biasanya yang penulis nilai sangat cocok dengan karakter pada lagu ini, bisa dinilai lagu ini lagu terlengkap, kompleks dan emosional. Versi terbaik dari lagu ini menurut penulis adalah saat lirik “Membeli legenda, tentang keluarga dan rumah luasnya, tentang ketaatannya beragama, terkadang tentang bisnis bajunya” dengan suara vocal Baskara yang didorong untuk powerfull di nada rendah seakan-akan ada karakter baru dalam lagu ini yang menghidupkan lagu ini.
Cocok sekali didengarkan saat sedang mengisi waktu, perjalanan pergi maupun pulang, saat bekerja.
Lagu representatif yang kaya akan emosi dan berkarakter
Lagu yang dirilis tahun 2019 ini merupakan lagu yang dimulai dari rasa jenuh Henry Foundation (Vokalis) dalam membawakan lagu-lagu lama yang kemudian disesuaikan dengan mood-nya saat ini yang membuat mereka (beserta Oomleo dan Bondi Goodboy) aktif Kembali. Lagu ini terinspirasi oleh perilaku teman sekitar dari Henry Foundation yang dirangkum tentang gelapnya kebebasan berhasrat. Suasana pada lagu ini terdengar dark dan post-punk jadi pendengar seperti melewati terowongan panjang yang kemudian ketika keluar diberikan cahaya terang yang menghiasi pandangan sekitar terlebih saat reff mulai dinyanyikan. Henry selaku vokalis seperti memiliki timing yang pas dalam memilih Priscilla Jamail yang dulu di band Monday Math Class sebagai additional vocal. Priscil terkesan membawa kesan bahagia dan warna dalam kegelapan di reff lagu ini. Versi terbaik dari penulis terletak pada lirik “Kau dan aku tenggelam, di dalam saturasinya, walau tak ada kuasa, kilatan maha cahaya” dengan suara dari Henry Foundation serta Priscilla Jamail yang padu, Goodnight Electric kini memiliki ragam warna di dalamnya, terlebih sekarang dengan kehadiran Andi Hans (Gitar) dan Vincent Rompies (Bass), membuat Goodnight Electric terus dinantikan kehadiran karyanya.
Dengar dan resapi lagu ini saat mood tidak enak, atau emosi tidak stabil agar kembali ke suasana hati yang tenang atau ceria.
Lagu yang memiliki berbagai warna dengan pemilihan lirik yang fresh, keren.