Bagaimana sebuah ingatan bisa menjadi salah satu alasan utama seseorang membuat karya? Apalagi ini bukan ingatan dari dirinya sendiri.
Hal itu terjadi dengan karya-karya di pameran Kisah Dua Kota: Arsip Naratif dari Ingatan yang berlangsung pada 13 sampai 29 September 2018 nanti. Berisikan pengalaman pararel dan gambaran mengenai sejarah modern Korea dengan Indonesia di masa lalu.
Beberapa seniman pun ikut berpartisipasi dalam pameran kali ini, antara lain: Forum Lenteng (Jakarta), Irwan Ahmett & Tita Salina (Jakarta), Jatiwangi art Factory (JaF) dan Badan Kajian Pertanahan (Jatiwangi), mixrace (Seoul), Sulki & Min (Seoul) dan Sunah Choi (Busan, Berlin).
Diselenggarakan di Gedung A, Galeri Nasional, Jakarta Pusat. Kalian bisa menemukan beberapa arsip-arsip yang dikumpulkan, dipelajari maupun didokumentasikan sebuah fakta dari kedua negara yang terlupakan atau teraibaikan dari sejarah dua negara sejak tahun 1945. Di sisi lainnya, “Arsip Naratif” ini menyiratkan adanya sebuah “jurang” yang berlawanan antara kesepakatan sejarah, fakta universal dan kenangan yang subjektif. Pameran ini juga ternyata ingin mengeksplorasi “perbedaan” antara realitas dan ilusi, komunitas dan individu, serta catatan objektif dan terjemahan artistik.