Bagi yang memakai mungkin tenun adalah selembar kain biasa yang bisa digunakan sebagai sebagai pakaian. Tapi bagaimana bagi para penenun? Bagi mereka tenunan tersebut bukan kain biasa karena setiap tenun memiliki cerita.
Untuk membuat tenunan yang indah, sebuah keluarga harus bekerjasama dengan baik. Sang ibu dan anaknya akan memberikan warna pada benang yang akan di tenun dengan pewarna alami dan memisahkan helai-demi-helai benang agar siap ditenun. Sesudahnya, giliran sang ayah yang menenun benang yang sudah disiapkan. Benang yang sudah disiapkan akan disusun membentuk sebuah pola dan digabungkan dengan benang lainya hingga tak kurang dari 3000 benang untuk ditenun dalam satu kain.
Pengerjaanya sendiri memakan waktu 3 hari dan ditenun menggunakan alat bernama kerek. Saat hasil tenunan jadi dan siap untuk dijual, dari situlah para penenun akan mampu membiayai kebutuhan rumah tangga dan juga memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya.
Jaman dahulu, hasil tenunan yang berwujud stagen, hanya dijual dalam satu warna yaitu broken white. Namun kini, demi meningkatkan minat pembeli dan juga harga, stagen diberi warna mulai dari merah hingga hitam. Hasil tenun juga bisa disulap menjadi lebih modern seperti menjadi dress, strap jam, dompet, tas dan masih banyak lagi.
Berbeda daerah berbeda cerita pula, di daerah lin selain untuk membiayai hidup rancangan motif tenun dapat membuat seorang anak mendapat sebuah beasiswa. Karena setiap tenun memiliki cerita, sayang sekali bila cerita tersebut tidak diketahui oleh banyak orang. Tak heran jika 150an hasil tenun tangan asal Yogyakarta, NTT Selatan dan NTT Utara dipamerkan dalam pameran bertajuk “Cerita Tenun Tangan”, yang berlansung sejak 15-20 Maret lalu, di gedung Bentara Budaya. Pengunjung yang hadir dalam pameran tersebut diberikan kesempatan mencoba alat tenun bernama kerek dan diajarkan langsung oleh penenun asal Yogyakarta. Setelah menikmati keindahan tenun, pengunjung dapat membeli prakarya berbahan dasar tenun dan ikut kelas membuat kantong dari tenun atau kelas membuat bros.
Photo/Text : @gabrielanareswari
