Pizza asalnya memang selalu dimasak dalam oven tungku. Terbuat dari batu, tungku memberikan api merata kepada pizza untuk mengembang dan menjadi crispy and crunchy. Jika merujuk ke pizza lokal Italia, menurut beberapa teman kami yang belajar kuliner, bergantung dari tomat yang digunakan sebagai dasar dari membumbui pizza. Ya bukan keju, tapi tomat puree. Roti yang berubah menjadi “gigit hancur” dipadu-padankan dengan suasana halaman rerumputan rumah luas.
Nanamia Pizzeria di Tirtodipuran, Yogyakarta ini ditemui secara tidak sengaja. Dengan googling tentunya. Ketika itu ada ArtJog9, sambil kembali bernostalgia dan mengarungi perubahan yang terjadi di kota terbesar kedua di Jawa (atau ketiga ya?). Siapa yang sadar kalau tempat makan di Yogyakarta lebih beragam dan modern. Kami sih baru baru saja sadarnya.
Kembali ke restoran ini, suasananya sangat homey. Who will resist a lounge of beanie pillow, ground seating friendly, Italian goodies with small games? Not us! Selain itu juga ada suasana taman, dimana kamu bisa berkumpul bersama keluarga besar, dengan sedikit sentuhan lampu lampu taman ketika sore. Wuih, apalagi kalau Desember ini, natal datang lebih cepat rasanya.
Lebih baik dicoba sendiri kalau mau tahu seperti apanya. Kami tidak ingin bikin banyak orang iri (padahal udah dengan nulis ini). Happy-go-lucky days ahead mazzers! Eat well and be well!