Ide untuk pergi ke sebuah danau terdengar megah di telinga saya. Setelah perjalanan panjang menuju puncak dan melewati 7 bukit penyesalan, saya benar-benar berhak menerima sebuah hadiah. Satu hal yang saya tahu, jalanan menurun sama sulitnya dengan jalan menanjak.
Setelah 7 jam berjalan, kami akhirnya sampai di tempat perkemahan yang terletak didekat danau. Berjalan di kegelapan bisa mematahkan semangatmu. Ketika malam menjadi semakin gelap, jalan semakin terlihat tidak berujung. Hal menjadi semakin buruk ketika kaki saya cedera dan saya demam pada malam itu. Setelah makan malam yang singkat, saya minum obat dan tidur. Badan saya membutuhkan istirahat setelah 3 hari tidak berhenti berjalan.
Malam itu terasa seperti mimpi buruk. Ditambah lagi kami harus berjalan 12 jam pada esok hari. Matahari pun terbit dan semua berubah saat pagi hari. Saya bangun di hadapan danau yang sangat indah, bahkan saya bisa menatapnya hingga berjam jam. Otot saya nyeri dan kaki kiri saya masih cedera. Tetapi semangat saya entah bagaimana bangkit hanya dengan melihat danau paling indah yang pernah saya lihat seumur hidup saya. Danau Segara Anak.
Danau Segara Anak bisa membayar rasa sakit saya. Bila punya waktu lebih, paling tidak kamu harus menghabiskan sehari di sekitar danau. Beberapa aktivitas yang bisa kamu lakukan adalah mandi, berenang, memancing dan merasakan mandi air panas. Sayangnya, rasa sakit ini tidak mengizinkan saya untuk melakukan semua hal itu. Yang saya lakukan hanyalah duduk di tepi danau dengan secangkir kopi panas di tangan saya. Namun itu pun juga momen yang menyenangkan.
Untuk mencapai ke danau, saya harus melewati perjalanan yang cukup panjang. Ini adalah video yang bisa merangkup itu semua. Perhatian: ini apa yang bisa kamu lihat 4 hari tanpa mandi.
Seperti yang sudah dituliskan di atas, saya harus berjalan 12 jam lagi untuk mencapai ke tempat peristirahatan. Semua orang sebisa mungkin bangun lebih pagi agar bisa sampai pada pukul 8 malam. Bagaimanapun, semua sangat terpesona dengan pemandangan danau tersebut. Kami akhirnya meninggalkan danau pada pukul 10:30 dan sampai pada pukul 12 malam. Perjalanan kembali mamang sangat panjang dan juga melelahkan, tapi sangat menyenangkan ketika kami mulai melihat peradaban. Dengan adanya peradaban, maksud saya, penjual minuman dengan minuman dingin.
Catch full story of this here. More stories in Grace Filled Travel Junkie, Demas Ryan.
Text/Photo : @demasryan