Memulai perjalanan menuju ke Melbourne, tanah Australia yang kata teman teman saya “The Most Liveable City in Australia”. Okeh, mari kita buktikan. Melipirlah kami ke bandara dan terbang dengan penerbangan ala ke luar negeri. Ya, memang menuju luar negeri sih. To us, overnight flight is the best choice for budget savers. Of course, we are saving to more great things that will happen in Melbourne, hopefully. Spesialnya dari terbang malam hari adalah, sampai di tujuan pagi! Mendapatkan pemandangan udara tanpa kabut asap dan horizon yang membelah dua warna tidak terjadi setiap hari di Jakarta. Walaupun Australia terlihat dekat, tapi kesini memakan waktu 8 jam. Ditambah terbang malam hari, tidur nyenyak dengan bantal tambahan merupakan sebuah momen yang patut dilupakan. Karena kami tidur. He. Tapi, bangun di saat yang tepat.
Here we come, Melbourne. Skip the boring part as packing out and so on, we managed to find one thing that we need. Coffee, speciality coffee. Disini hampir tidak ada kopi wanita hijau (we’ve said this before, I guess), karena sebagian besar memiliki kemampuan untuk mengolah dan mencari kopinya masing masing menjadi sesuatu yang spesial. Pour over coffee, espresso machines, and a lot of styles of making coffee with each complexity of taste and aroma kept this city cool phase. Selain itu, makanan juga menjadi satu hal yang menyenangkan di sini, bisa dilihat di artikel kami tentang makan minum di Melbourne di sini. Maklum kami turis di kota baru ini jadi semua perlu diabadikan, yeah.
Di luar itu, terdapat banyak spot menarik yang akan memiliki visual yang berbeda di setiap periodenya. Beberapa yang kami temui adalah seperti tempat semua kereta bertemu, yaitu Melbourne Central. Bangunan yang terlihat tua ini adalah satu bagian yang dilindungi sebagai spot penting di Melbourne secara sejarah. Di bagian depannya terdapat banyak graffiti artist yang berkerja dan membuat lukisan lukisan asik dari film film terkenal seperti Avengers.